
Jika  kata catenaccio disebut, maka asosiasinya pasti lari ke Helenio  Herrera, pelatih yang membesarkan La Grande Inter di tahun 1960-an. Dia  disebut penemu sepak bola ultra defensif yang biasa disebut pertahanan  gerendel itu. Padahal, pencetusnya sebenarnya justru orang Austria,  bernama Karl Rappan. Tokoh ini pula yang meletakkan dasar-dasar  catenaccio dengan membangun sepak bola verrou (rantai) yang kemudian di  italia populer dengan sebutan Catenaccio (gerendel).
Inovasi  Rappan itu nantintinya ikut mengubah perjalanan evolusi sepak bola.  Olahraga yang tadinya sederhana, kemudian semakin kaya improvisasi dan  gaya. Salah satunya adalah gaya permainan bertahan ala Catenaccio.
Diilhami  dari filosofi bahwa pertahanan merupakan kunci kesuksesan dan  penyerangan diawali dari pertahanan, Rappan mencoba mengutak-atik sistem  sepak bola baru. Pada 1938 dia diangkat sebagai pelatih timnas Swiss.  Di tim ini pula dia memulai menerapkan pemikirannya tentang sistem sepak  bola. Rappan terus berusaha membuat berbagai formasi dan akhirnya  menemukan bentuk formasi yang menurutnya memuaskan : sepak bola gerendel  yang kemudian disebut gerendel Swiss. Gaya itu menjawab problem sepak  bola. Di zaman Rappan, permainan sepak bola lebih suka menyerang dan  menyerang. Sehingga, jika kalah agresif dalam menyerang, tim itu sering  banyak kebobolan gol. Maka, dia mencoba mencari solusinya.
Dalam  gaya sepak bola gerendelnya, Rappan memasang tiga defender yang bertugas  menempel ketat dan menjaga pergerakan lawan. Di belakangnya ada seorang  sweeper yang lebih bebas. Tugasnya, dia menjadi orang terakhir yang  mematahkan serangan lawan, jika tiga bek berhasil dilewati.
Gaya  sepak bola yang semula dianggap aneh itu pada 1954 justru menjadi pusat  perhatian orang. Dalam babak kualifikasi Piala Dunia, Swiss di bawah  Karl Rappan membuat kejutan, mengalahkan Portugal yang saat itu punya  tim hebat. Dalam pertandingan persahabatan juga menaklukkan Inggris dan  Jerman Barat (juara Piala Dunia 1954). Pada Piala Dunia yang digelar di  Swiss itu, tuan rumah juga tampil menawan dengan mengalahkan Italia 4-1.  Sayang, di perempat final mereka takluk 5-7 dari Hungaria yang memang  saat itu sedang punya tim yang hebat.
Sejak itu, sepak bola  gerendel populer bahkam mulai menyebar ke mana-mana, terutama ke Italia.  Pada tahun 1950-an, pelatih Inter Milan Foni membawa gaya sepak bola  Rappan itu di klubnya. Manjur, Inter berhasil meraih scudetto di musim  1952-53 dan 1953-54.
PENGGAGAS PIALA INTERTOTO.
Rappan  sejak menjadi pemain memang cukup menonjol. Dia tak hanya punya skill  tinggi, tapi juga visi yang baik. Dia tipe pemikir yang selalu ingin  membuat hal baru dalam sepak bola. Selama 8 tahun bermain di Austria  (1920-an) Rappan menampilkan penampilan yang memukau. Meski begitu,  sebagai pemain dia tetap menonjol hingga akhirnya direkrut club Swiss,  Servette.
Disinilah jalan hidup Rappan berubah. Dia dianggap  sebagai salah satu bintang legendaris Swiss. Bahkan, insan sepak bola  negeri itu sangat menghormatinya. Apalagi prestasinya sebagai pelatih  sangat memuaskan. Di klub, dia banyak mendatangkan gelar. Maka, ketika  dia ditunjuk sebagai pelatih timnas Swiss tak ada yang menolaknya. Cukup  lama dia menjadi pelati Swiss dalam beberapa periode. Itu menunjukkan  betapa dia memang sangat dihormati. Apalagi, di saat melatih timnas, dia  juga masih berstatus pelatih klub.
Sebagai pelatih, Rappan  terkenal cerdas. Dia cepat membaca keadaan kemudian membuat perubahan  dan inovasi. Salah satu inovasi terbesarnxa tentu menciptakan sepak bola  Catenaccio. Tak hanya gaya bermain yang dia pikirkan. Rappan juga  menggagas sebuah kompetisi. Awalnya, dia memimpikan sebuah kompetisi  antarklub yang mepertandingkan klub-klub Austria, Swiss, Belanda,  Polandia, Swedia, dan Jerman. Ide ini sebenarnya disambut baik banyak  pihak, tapi Rappan kesulitan merealisasikannya. Persoalan dana menjadi  kendalanya. Lalu, dia punya ide cemerlang. Digandengnya bendahara  federasi sepak bola Swiss waktu itu, Ernst Thommen. Thommen menerima  tawaran itu dan siap mengatasi segala dana.
Turnamen antarklub  itu akhirnya terealisasi dengan nama Piala Intertoto. Kompetisi yang  mulai diakui UEFA dan mulai digelar pada 1961. Karl Rappan yang  meninggal dunia tahun 1996 itu pun, akhirnya dikenal sebagai salah satu  tokoh besar sepak bola. Sebab dia telah melahirkan dua karya besar.  Sepak bola gerendel atau Catenaccio, juga piala intertoto.

FAKTA RAPPAN
Nama lengkap : Karl Rappan
Lahir : Wina (Austria),26 September 1905.
Karier  pemain : Nonau Vienna (1922-1924), Admira Wacker (1924-1928), Austria  Vienna (1928-1929), Rapid Vienna (1929-1930), Servette (1931-1935),  timnas Austria (April-Septeber 1927)
Karier pelatih : Grasshoper  Zurich (1935-1948), Servette (1948-1957), FC Zurich (1958-1959),  Lausanne (1964-1968), timnas Swiss (1937-1938, 1942-1949, 1953-1954,  1960-1963).
Prestasi pemain : juara liga Swiss (1932-33, 1933-34)
Prestasi pelatih : juara liga Swiss (1936-37, 1938-39, 1941-1942, 1942-43, 1944-45, 1949-50, 1964-65)
sumber: Soccer no 34/VI/ sabtu 25 februari 2006